page contents

Sabtu, 29 Januari 2011

Pupuk cair dari urine kelinci




Inovasi dilakukan guru di SMKN 3 Kota Madiun. Tri Handoko Muji Wibowo, guru elektronika berhasil membuat pupuk cair berbahan dasar urine atau air kencing kelinci.

Beberapa botol plastik putih dan berlabel kuning dijejer rapi di atas meja. Tidak ada yang aneh pada botol-botol tersebut. Hanya saja labelnya bergambar kelinci putih membuat orang ingin tahu isi di dalamnya. Saat dibuka, botol tersebut berisi cairan yang tidak berbau. “Ini salah satu inovasi terbaru saya. Namanya Rabiton GP 300-L. Produk tersebut berisi pupuk organik berisi urine kelinci, “ terang pria tinggi besar bernama Tri Handoko Muji Wibowo.

Ide membuat urine kelinci sebagai pupuk cair muncul di benak Tri yang berlatar belakang sarjana elektro sejak beberapa bulan lalu. Dia melihat, urine kelinci tidak dimanfaatkan. Masyarakat lebih suka mengolah urine sapi maupun kambing untuk bahan baku pupuk organik. “Padahal kandungan NPK (Nitrogen, Posphat, Kalium, Red) dalam urine kelinci lebih tinggi, sekitar empat hingga tujuh kali lipat dibandingkan binatang lain. Unsur haranya juga tinggi,” jelas guru elektro di SMKN 3 itu.

Untuk menghasilkan pupuk organik dari urine kelinci, Tri bekerjasama dengan peternak di daerah Ngrambe Ngawi. Menurutnya, pengumpul urine kelinci masih jarang ditemukan. “Kendala utama pembuatan pupuk ini memang pada bahan bakunya. Namun yang perlu diingat, kelinci itu punya kebiasaan unik. Dia akan kencing di satu tempat yang sama, jadi hanya butuh ketelatenan saja, “ ungkapnya.

Membuat pupuk organik dari urine kelinci butuh proses panjang. Menurut bapak dua anak ini, urine kelinci terlebih dahulu disterilkan. Tujuannya untuk menghilangkan bakteri patogen (merugikan) yang cukup berbahaya. Bakteri dikhawatirkan menyebar di tanaman maupun sayuran yang menggunakan pupuk cair ini. “Cara sterilisasi cukup mudah. Urine kelinci dipanaskan 80 derajat selama lima belas menit. Lalu didinginkan, “ terang pria 42 tahun itu.

Menurut Tri, urine yang sudah steril itu dicampur bakteri menguntungkan sejenis EM4. Sedangkan perbandingannya satu liter EM4 dicampur dengan 30 liter urine kelinci. “Masa inkubasi setelah pencampuran selama tujuh hari. Pupuk cair langsung bisa dipakai. Kalau ingin bagus lagi kualitasnya, lebih baik disterilisasi,” ujar suami Chandra Maria.

Bau pupuk cair dari urine kelinci tidak menyengat. Selain itu, Tri juga mengemas produknya lebih eksklusif. Sehingga pupuk ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman di hotel, ruangan maupun tempat publik. “Kelebihannya memang di situ. Pupuk ini untuk sementara kami jual Rp 10.000 untuk setengah liter, “ tuturnya.

Banyak calon konsumen yang melirik produk terbaru itu. Sayangnya, Tri belum bisa menjual dalam jumlah banyak. Alasannya, masih konsentrasi pada factory teaching di sekolah tempatnya mengajar. “Penjualan masih dilakukan siswa. Saya juga mengajarkan keahlian ini pada siswa di SMKN 3, “terangnya.

Kedepannya, sekolah akan memberikan modal bagi siswa untuk memelihara kelinci. Dengan begitu, bahan baku pupuk organik ini diperoleh langsung dari siswa. Sedangkan hasil penjualan pupuk juga untuk siswa.

Sumber : www.portalmadiun.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...